Anatomi
Fisiologi Sistem Urinaria
Terdiri
dari :
Ginjal
Ureter
Vesica Urinaria
Uretra
Ginjal
adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air
dalam bentuk urin.
Kedudukan ginjal di belakang
dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis
III melekat langsung pada dinding
abdomen
Fungsi Ginjal :
- Mengeluarkan
Zat Toksik/ Racun
- Keseimbangan Cairan
- Keseimbangan Asam Basa
- Mengeluarkan Sisa Metabolisme (Ureum, Kreatin Dll)
Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan
fibrus berwarna ungu tua
Lapisan ginjal terbagi atas :
Lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
Lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan
bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut kapsula.
Nefron adalah unit fungsional
dasar dari ginjal, normalnya pada orang
dewasa terdapat lebih dari satu juta buah nefron dalam satu ginjal. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urin
Nefron
terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
(atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus)
Setiap korpuskula mengandung gulungan
kapiler darah yang disebut glomerulus
yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat
aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman
karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan
akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus
ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal.
Ureter
Terdiri dari 2 pipa yang
masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Lapisan luar (jaringan ikat/ fibrosa)
Lapisan tengah (otot polos)
Lapisan dinding ureter terjadi gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang mendorong urine melalui ureter. Gerakan peristaltik mendorong urin
melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk
pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Penyumbatan pada ureter bisa terjadi karena : ureter
tertekuk, adanya batu, tekanan dari luar, dapat menyebabkan berkumpulnya air
kemih di pylum dan menimbulkan infeksi
VESIKULA URINARIA ( Kantung
Kemih )
Sebuah kantung dengan otot yang mulus dan berfungsi sebagai penampung air
seni yang berubah-ubah jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang dan
mengempis
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus,
yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus,
yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks,
bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
4. Dinding
kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Proses miksi
- distensi kandung kemih (± 250 cc) ® reflek kontraksi dinding kandung kemih ® relaksasi spinkter internus ® relaksasi spinkter eksternus ® pengosongan kandung kemih
- kontraksi kandung kemih dan relaksasai spinkter
dihantarakan melalui serabut saraf simpatis
- persarafan vesika urinaria diatur torakolumbal &
kranial dari sistem saraf otonom
URETRA
uretra adalah merupakan
saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik
pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga
dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.
Uretra pada wanita
Pada
wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.
Pria
memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko
terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.
Uretra pada pria
Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan
letaknya:
pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di
corpus spongiosum penis.
Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang
terletak paling luar dan merupakan proteksi terhadap organ-organ yang terdapat
dibawahnya dan membangun sebuah barrier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang
vital.
•Luas kulit orang dewasa 1,5 -2 m2 dengan berat
kira-kira 15 % dari berat badan manusia •Tebal bervariasi antara ½ - 3 mm.
•Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif bervariasi pada keadaan iklim,
umur, sex, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh
Kulit
dapat bergerak dan meregang tergantung pada :
•Tebal kulit
•Jumlah lipatan kulit
•Elastisitas kulit
•Perlekatan kulit dengan jaringan dibawahnya
•Umur individu.
Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
a.
Lapisan epidermis/ kutikel
Stratum korneum / lapisan
tanduk
Stratum lusidum
Stratum granulosum / lapisan
keratohialin
Stratum spinosum / stratum
malphigi / pickle cell layer
Stratum basale
b.
Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin
Pars papilare
Pars retikulare
c.
Lapisan subkutis/ hipodermis
Stratum Korneum/Lap Tanduk
Lapisan kulit yang paling
luar
Terdiri atas beberapa lapis
sel-sel gepeng yang mati
Tidak berinti
Protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin/zat tanduk
Terdiri dari 15-30 lapisan
sel keratin
Diperkirakan, tubuh melepaskan 50-60
milyar keratinosit (korneosit) setiap hari.
Stratum Lusidum
Terdapat langsung di bawah
lapisan korneum
Lapisan
sel terang
Lapisan sel gepeng tanpa
inti
Protoplasma yang berubah
menjadi protein (elerdin)
Hanya
ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
Stratum Granulosum/ Lapisan Keratohialin
Terdiri dari 2-3 lapisan sel
gepeng
Grainy (lapisan bulir padi)
Sitoplasma berbutir kasar
(keratohialin), terdapat inti diantaranya.
Juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
Stratum Spinosum/ Stratum Malphigi/ Pickle
Cell Layer
Terdiri dari 5-8 lapisan
Lapisan yang paling tebal
(0,2 mm)
Sel berbentuk poligonal yang
besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Terdapat sel langerhans (mengaktifkan sistem imun)
Lapisan
ini memproduksi keratin
Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga
kelembaban kulit
Stratum Basale
Lapisan epidermis yang
paling dalam, berkontak dengan dermis
Terdiri atas sel-sel
berbentuk kubus/kolumnar
Terdiri dari sel pembentuk
melanin yang mengandung pigmen.
Sel-sel basal mengadakan
mitosis dan berfungsi reproduktif
Lapisan Dermis/ Korium, Kutis Vera, True Skin
Berisi
3 jenis jaringan : Kolagen dan serat
elastis,
Otot, Saraf
Mendapat
suplai darah dan saraf
Lapisan di bawah epidermis
yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Sensori aparatus: sentuhan,
tekanan, temperatur, nyeri.
Terdiri dari 2 bagian :
Pars Papilare : bagian yang
menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
Pars Retikulare : banyak
mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf,
kolagen.
Lapisan Subkutis/
Hipodermis
Merupakan
kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening
Tebal tipisnya
jaringan lemak tidak sama tergantung pada lokalisasinya, di abdomen dapat mencapai
ketebalan 3 cm, kelopak mata dan penis sangat sedikit dan fungsinya sebagai
Isolator panas bagi tubuh
MELANOCYTES
Mampu
memproduksi pigmen coklat, melanin
Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)
Sinar
UV
light berisi energi tinggi
foton yang dapat merusak DNA – mutasi
Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu
mencegah kanker kulit
Kelenjar pada Kulit
Terdiri dari
kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak
Kelenjar keringat terbagi
atas :
Kelenjar Ekrin
Kelenjar kecil-kecil,
letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit.
Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam
Udara panas dan kering, ± 6
lt/24 jam
Sekresi kelenjar ekrin
dipengaruhi oleh stres emosional, faktor
paanas dan saraf simpatis
Fungsinya untuk pengeluaran
keringat, pengaturan suhu tubuh
Kelenjar apokrin
Terletak lebih dalam,
sekresi lebih kental
Banyak terdapat pada axila,
areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar
Kelenjar sebasea (kelenjar minyak)
Terdapat di seluruh
permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki
Terletak di samping akar
rambut, bermuara pada folikel rambut
Fungsi : memberi lapisan
lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi
Masa remaja kelenjar sabasea
lebih produktif
RAMBUT
Terdiri dari akar rambut dan
batang
Menutupi hampir seluruh
permukaan tubuh
Diproduksi oleh folikel
rambut
Siklus pertumbuhan rambut:
Fase Anagen/pertumbuhan :
2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh 0,35mm/hari
Fase Telogen/istirahat :
beberapa bulan
Fase Katogen :fase diantara
kedua fase
Pada saat 85% mengalami fase
anagen, 15 % mengalami fase telogen
KUKU
Bagian terminal lapisan
tanduk yang menebal
Akar kuku : bagian yang
terbenam kulit jari
Badan kuku : bagian di atas
jaringan lunak ujung jari
Tumbuh : 1 mm/minggu
Fungsi : melindungi jari
tangan
FUNGSI KULIT
Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam
tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol, karbol, asam dan alkali
kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi
luar; kuman/bakteri, jamur
Hal di atas terjadi karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah
menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang mudah menguap lebih
mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan
zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh; NaCl, urea,
as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga menahan
evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pd pH 5-6,5
Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung
saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan
oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan
oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr terletak
di papila dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan oleh badan
vater paccini di epidermis
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini
dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot / kontraksi pembuluh
darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik.
Fungsi pembtkan pigmen
Sel pembtk pigmen/melanosit
terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit
menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi
Hb, oksi Hb dan karoten.
Fungsi keratinisasi
Proses
berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik
Fungsi pembentukan vit D
Dengan mengubah 7-dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
Proses Eliminasi Sisa Metabolisme
Merupakan pembuangan sampah dari sisa proses metabolisme tubuh. Beberapa
jenis sampah metabolisme yang dibuang oleh tubuh adalah air, CO2, urea, dan lain-lain. Sistem tubuh yang berperan
dalam proses eliminasi sisa metabolisme yaitu, sistem pernapasan, integumen,
hepar, endokrin, dan renal.
Sistem
pernapasan
Sistem pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa inspirasi
(menghirup udara O2) dan ekspirasi (menghembuskan
CO2). Sistem pernapasan berperan dalam pembuangan karbondioksida
(CO2) dan air. Sistem ini
juga dipengaruhi oleh fungsi kardiovaskuler
Sistem integumen
Sistem integumen mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh dan jaringan
aksesoris lainnya, termasuk kuku, rambut,dan kelenjar. Keringat yang dihasilkan
ini berasal dari isi pembuluh darah yang berada di sekitar kelenjar keringat
tersebut. Keringat ini mengandung air,garam,urea,asam urat,dan sisa metabolisme
lainnya. Pengeluaran keringat ini dipengaruhi oleh temperatur. Di mana
peningkatan temperatur akan menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sel
dan kemudian akan meningkatkan pembentukan keringat. Selain itu,pengeluaran
keringat juga dipengaruhi oleh hipotalamus melalui sistem saraf otonom yang
mengaktifkan saraf simpatis,sehingga kelenjar keringat
pun menjadi lebih aktif
Sistem hepar
Hepar merupakan
kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna cokelat, dan beratnya 1000-1800
gram. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan dan filtrasi darah, sekresi empedu,
konvensi gula menjadi glikogen, dan banyak aktivitas metabolik lainnya.
Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan nutrien
dalam darah dan sebagai organ yang menyekresikan empedu. Hepar juga berperan
dalam pembuangan sampah metabolisme. Kelainan pada hepar akan mengakibatkan
hepar tidak mempu untuk membuang sisa nitrogen. Asam amino,yang akan digunakan
sebagai energi,harus mengalami proses deaminasi dengan dibuangnya gugus amin
(NH3) yang merupakan nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja dibuang oleh tubuh,
tetapi harus di proses dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah yang
akhirnya dibuang melalui keringat dan ginjal (urine).
Sistem endokrin
Sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Sistem endokrin berperan dalam
eliminasi sampah metabolisme melalui pengaturan jumlah air dan natrium yang
diabsorbsi kembali oleh ginjal yang berkaitan dengan jumlah cairan tubuh.
Selain itu, sistem endokrin juga berperan dalam pengaturan final urine.
Pengaturan final urine ini diatur oleh tiga jenis hormon yaitu antidiuretik
hormon (ADH),renin,dan aldosteron.
Sistem renal (sistem
perkemihan)
Suatu sistem yang di dalamnya terhadi penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini
akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine.
Eliminasi sampah metabolisme lainnya adalah eliminasi
bilirubin yang terkonjugasi yang merupakan sisa pemecahan eritrosit yang sudah
tua (Asmadi, 2008:95). Bilirubin yang terkonjugasi ini disimpan di dalam empedu
dan karena perangsangan pengeluaran kolesistokinin, bilirubin tersebut masuk ke
duodenum. Bilirubin merupakan pigmen yang memberikan warna cokelat kekuningan
pada feses (Jati, 2007:128).
Proses Eliminasi Sisa Pencernaan
Proses
pembentukan feses
Sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon dari ileum. Di
kolon, chyme tersebut mengalami proses absorbsi air, natrium, dan kloride.
Absorbsi ini dibantu dengan adanya gerakan peristaltik usus. Dari 750 cc chyme
tersebut, sekitar150-200 cc mengalami proses reabsorbsi. Chyme yang tidak
diabsorbsi menjadi bentuk semisolid yang disebut feses. Selain chyme, adanya
fermentasi zat makanan yang tidak dicerna menghasilkan gas yang dikeluarkan
melalui anus setiap harinya yang dikenal dengan istilah flatus.
Proses defekasi
(eliminasi fekal)
Eliminasi fekal bergantung pada gerakan kolon dan
dilatasi spinchter ani. Kedua faktor tersebut dikontrol oleh sistem saraf
parasimpatis. Gerakan kolon meliputi tiga gerakan yaitu gerakan mencampur,
gerakan peristaltik, dan gerakan massa kolon. Gerakan massa kolon ini dengan
cepat mendorong feses dari kolon ke rektum.
Begitu ada feses yang sampai di rektum, maka ujung
saraf sensoris yang berada pada rektum menjadi regang dan terangsang. Kemudian
impuls ini diteruskan ke medula spinalis. Setelah itu, impuls dikirim ke
korteks serebri serta sakral II dan IV. Impuls dikirim ke korteks serebri agar
indivisu menyadari keinginan buang air besar. Impuls dikirim ke sakral II dan
IV, selanjutnya dikirim ke saraf simpatis untuk mengatur membuka sphincter ani
interna. Terbukanya sphincter ani tersebut menyebabkan banyak feses yang masuk
ke dalam rektum. Kemudian terjadi proses defekasi dengan mengendornya sphincter
ani eksterna dan tekanan yang mendesak feses bergerak oleh kontraksi otot perut
dan diafragma.
Pola defekasi
Waktu defekasi dan jumlah feses bersifat
individual. Orang dalam keadaan normal, frekuensi buang air besar 1 kali
sehari. Pola defekasi individu juga bergantung pada bowel training yang
dilakukan pada masa kanak-kanak.
Hormon Terkait Eliminasi
Hormon anti
diuretic (ADH) duktus untuk meremeabilit
Dibentuk dalam nucleus supraoptik
dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan
permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam
tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian
diabsorpsi secara osmosis.
Pengaturan produksi ADH: bila cairan
ekstraseluler menjadi terlalu pekat, maka cairan ditarik dengan proses osmosis
keluar dari sel osmoreseptor sehingga mengurangi ukuran sel dan menimbulkan
sinyal saraf dalam hipotalamus untuk menyekresi ADH tambahan. Sebaliknya bila
cairan ekstraseluler terlalu encer, air bergerak melalui osmosis dengan arah
berlawanan masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan menurunkan sinyal saraf unutk
menurunkan sekresi ADH.
Salah satu rangsangan yang
menyebabkan sekresi ADH menjadi kuat adalah penurunan volume darah. Keadaan ini
terjadi secara hebat saat volume darah turun 15-25% dengan kecepatan sekresi
meningkat 50x dari normal. Peranan penting dalam proses pembentukan laktasi
adalah menyebabkan timbulnya pengiriman air susu dari alveoli ke duktus
sehingga dapat diisap oleh bayi.
Mineralocorticoids
Adalah hormon steroid glomerulosa
zona disekresikan oleh korteks adrenal. Mereka mengatur elektrolit dan
keseimbangan air dalam tubuh misalnya keringat, urin, empedu dan air liur.
Aldosteron: 95% dari kegiatan mineralokortikoid ada di
rekening hormon ini. Sekresi aldosteron dirangsang oleh peningkatan K + atau
jatuh dalam Na + konsentrasi dan volume darah. Aldosteron mengurangi Na + (dan
Cl -) eliminasi dengan membantu dalam reabsorpsi aktif dari nephric filtrat
dengan bertindak lebih dari tubulus distal dan tubulus convulated
mengumpulkan.. Ini mempromosikan K + eliminasi dan mengurangi kehilangan air.
Jadi aldosteron menjaga keseimbangan elektrolit.
Hormone ovarium (estrogen dan progesteron)
Di sekresi oleh ovarium akibat respons terhadap dua
hormone dari kelenjar hipofisis.
Estrogen
Alami yang menonjol adalah estroidal
(estrogen kuat), ovarium hanya membuat estrodiol merupakan produk degradasi
(perubahan senyawa) steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil, selama
kehamilan diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein
plasma dan proses peningkatannya terjadi dalam hati yang melaksanakan peran
ganda dalam metabolisme estrogen.
Urine wanita hamil benyak mengandung
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta.mekanisme aksi estrogen mengatur
ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran.
Progesteron
Metabolisme progesterone yang utama di dalam urine
ialah pregnanediol (tidak aktif) dan pregnanetriol (perubahan korteks adrenal).
Senyawa ini dibuang sebagai glucuronic (senyawa glikosid).
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak
yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada
ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson,
2003) Prostaglandin adalah sekelompok zat yang menyerupai hormon, seperti
hormon mereka memainkan peran dalam berbagai proses fisiologis.
Gukokortikoidtid
Hormon ini berfungsi mengatur
peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat
sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)
kelenjar
adrenal/suprarenal/anak ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola yang
menempel pada bagian atas ginjal. Di setiap ginjal terdapat satu kelenjar
suprarenal yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan
bagian dalam (medula).
Apabila kita terkejut/takut anak
ginjal memproduksi hormon adrenalin yang mengakibatkan denyut jantung
meningkat.
Hipofungsi kelenjar adrenal mengakibatkan penyakit
addison dengan gejala timbul kelelahan, berkurangnya nafsu makan, mual, muntah,
dan meningkatnya pigmen melanin. Sedangkan hiperfungsi adrenal menyebabkan
tumor kelenjar adrenal dengan akibat penyakit “Sindrom Cushing” dengan gejala :
badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti bulan purnama, punuk lembu di
punggung dan perutnya menggantung. Selain itu, kulit wajah memerah, hipertensi
dan ketahanan terhadap stres menurun.
Hormon dan fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar
adrenal, yaitu :
Bagian Korteks Menghasilkan :
HORMON GLUKOKORTIKOID
Fungsinya menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak,
meningkatkan metabolisme protein dan lemak, mengurangi kekebalan.
Hormon Prolaktin
Hormon prolaktin meningkatkan
perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu dan dua hormon ganadotropin.
Prolaktin terdapat ada sebagian
besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone)
dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan
anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog.
Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi
utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada
mamalia.
Kelenjar
pituitari
Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak
dasar otak. Pada kebanyakan vertebrata, kelenjar ini terdiri atas tiga lobus:
anterior, intermediet dan posterior. Lobus intermediet terdapat dalam kelenjar
pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa (vestige).
Struktur gen
prolaktin
Pada dasarnya struktur prolaktin hampir mirip dengan
struktur hormon pertumbuhan dan placental laktogen. Karena ketiganya dihasilkan
dari prekursor yang sama. Pada manusia dan tikus, sepanjang cDNA dari mRNA
sekuen homolog ketiga hormon tersebut hampir sama persis.
Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan salah satu
hormon yang dikeluarkan oleh kortek adrenal tetapi tidak termasuk hormon seks.
Kortikosteroid dibagi menjadi dua kelompok menurut aktifitas biologisnya, yaitu
glukokortikoid yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Dan mineralokortikoid yang mempengaruhi pengaturan elektrolit dan keseimbangan
air. Kedua jenis kortikosteroid tersebut digunakan secara klinis untuk terapi
penggantian hormon, untuk menekan sekresi ACTH, sebagai agen antiradang, dan
imunosupresi.
Tanda Dan Gejala Gangguan Eliminasi
Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam
bladder dan ketidakmampuan bladder untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab
distensi bladder adalah urine yang terdapat dalam bladder melebihi 400 ml.
Normalnya adalah 250-400 ml.
Inkontinensia Urine
Adalah ketidakmampuan otot spinter
eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis
inkontinensia : pertama, stres inkontinensia yaitu stres yang terjadi pada saat
tekanan intra-abdomen meningkat seperti pada saat batuk atau tertawa. Kedua,
urge inkontinensia yaitu inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin
berkemih, hal ini terjadi akibat infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme
bladder.
Enurisis
Merupakan ketidaksanggupan menahan
kemih (mengompol) ntuyan uang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan
spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau pada orang jompo.
Tanda Dan Gejala Gangguan Eliminasi Sisa Metabolisme Dan Pencernaan
Retensi Urine
- · Ketidak nyamanan daerah pubis
- · Distensi dan ketidak sanggupan berkemih
- · Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang
- · Menigkatnya keinginan untuk berkemih
- · Ketidak sanggupan berkemih
Inkontinensia Urine
·
Pasien tidak
dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
·
pasien
sering mengompol
Perubahan Pola
Berkemih
·
Frekuensi :
meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya
terjadi pada cystitis, stres dan wanita hamil.
·
Urgency :
perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena
kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.
·
Dysuria :
rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi saluran kemih,
trauma dan striktur uretra.
·
Polyuria
(diuresis) : produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan
misalnya pada pasien DM.
·
Urinary
suppression : keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba.
Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine berkisar 100-500
ml/jam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar